Rahasia Besar Sepasang Kakek Nenek

Aku tak pernah mendengar pepatah seperti ini, jadi sebagai kepala keluarga yang memimpin anak istri harus makan bagian kepala?

Ibu Tiriku Adalah Ibu Kandungku

“jangan ragukan cinta mama terhadapmu, anakku. Mama menyayangimu dengan tulus” ucap mama sambil membalas pelukanku. Ahhh…. mama, maafkan aku"

Tak Terasa,7 Tahun Sudah

tahukah kau sayang, aku mencintaimu apa adanya, matahari boleh tenggelam,Bulanpun boleh tak membiaskan sinarnya Tapi cintaku padamu, tak pernah padam...

Cinta Tanpa Kata

Ahhhh…. Dia telah kembali, ke manakah dia selama lima tahun ini tanpa kabar? Mengapa tadi tidak langsung menemuinya

Damailah Kau Disana

Tahukah kau arti sebuah kehilangan? Adakah kau rasa, seperti yang kurasa di sini? Mengingatmu, selalu berurai air mataku

Senin, 17 Juni 2013

Hening Yang Syahdu



Illustrasi : hot.detik.com

Dalam sebuah restoran yang lumayan ramai, kududuk di posisi sudut sebelah kanan dari ruangan yang lumayan luas itu. Aku memang selalu mencari tempat duduk yang strategis menurutku, yang tenang . Maka kupilih di sudut ruangan, karena menurut pendapatku jarang sekali orang yang akan lalu lalang, sehingga aku akan terhindar dari gangguan yang tak kuinginkan.

Adjie sudah hafal akan kebiasaanku, bahkan tanpa bertanya sekalipun dia pasti dapat menebak kira-kira di mana lokasi tempat dudukku. Cukup mencari ke arah empat sudut dalam ruangan itu, pasti aku ada di salah  satu sudutnya. Aku dan dia kebetulan memang tak suka keramaian, suara gaduh dan berisik malah membuat kami semakin stress. Kami menyebutnya dengan keheningan yang berkwalitas, dimana lewat keheningan itu kami dapat konsentrasi mengerjakan sesuatu.

Jus jeruk hangat yang kupesan tadi tinggal setengahnya, Adjie belum juga menampakan batang hidungnya. Aku tahu pasti ada sesuatu yang membuatnya terlambat. Lima belas menit yang lalu ada sebuah pesan yang ditinggalkannya lewat HP bututku. “Say, aku telat kayaknya. Ada tugas mendadak dari Direksi yang harus kuselesaikan segera. Please…… maafkan aku, terpaksa membuatmu menunggu. Janji, segera setelah urusan selesai aku akan segera meluncur ke sana”

Aku paling tak suka menunggu, dengan alasan apapun! Bayangkan saja, hanya duduk diam tanpa berbuat apa-apa bukankah seperti orang yang kurang kerjaan? Aku orang yang sangat menghargai waktu, kuingin waktuku terpakai untuk  hal yang  berguna, paling tidak menyenangkanku. Apa yang dapat kulakukan agar rasa bosan pergi dariku, aku harus mencari sesuatu!

Mulailah kuedarkan padanganku ke semua arah dalam ruangan itu. Heiiii…..aku tertarik dengan pasangan yang duduk di seberang mejaku. Mungkin mereka satu selera denganku, pojok mania…. kuperhatikan mereka asyik dengan makanan masing-masing, makan tanpa suara juga tak saling memperhatikan satu sama lain. Yang wanita mengenakan rok bermotif bunga-bunga kecil dengan warna dasar biru. Puncak kepala si laki-laki mengkilat seperti telur rebus yang sedang ia makan. aku menduga pasangan itu sedang marahan, atau salah 
satunya sedang sakit sariawan.

Apa enaknya makan berdua tapi seolah sendiri-sendiri. Yang wanita makan dengan sangat 
pelan seolah sangat menikmati makanannya. Apakah suaminya yang sudah keriput itu tidak menarik lagi hingga tak perlu dipandang, disentuh atau diperhatikan. Andai suaminya keriput, toh si wanita juga tak ada bedanya, sama-sama keriput! Sedang sang suami-pun tak kalah cueknya. Konsentrasi banget dengan makanan yang ada di depannya, sepertinya makanan itu jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan wanita di sampingnya.  Pasangan yang aneh menurutku.

Keheningan yang melingkupi mereka, aku melihatnya seperti kekosongan yang melankolis. Keheningan pasangan itu mengusik pikiranku ” Alangkah menyedihkan jika tak ada lagi yang dapat dibicarakan berdua dengan pasangan, tak ada lagi lembaran-lembaran masa lalu yang dapat diputar kembali dalam bentuk kata-kata” andai itu terjadi pada kami, apa yang harus kami lakukan. Mengerikan sekali…..

Adjie terlambat tiga puluh menit dari jadwal pertemuan kami. Kedatangannya menghentikan  sejenak perhatianku terhadap pasangan kakek nenek itu. Masih kusempatkan melirik pasangan antik itu, dan ternyata masih seperti tadi. Hening melankolis masih menaungi mereka, tetap dengan kondisi seperti tadi saling diam. Sementara aku dan Adji sudah hampir menyelesaikan acara makan kami. Memang kuakui kamipun bukanlah pasangan yang heboh, yang penuh canda tawa atau pasangan romantis. Biasa saja.. tapi yang pasti kami tidak seperti pasangan eyang- eyang di seberang itu.

Adjie menyelesaikan pembayaran atas segala sesuatu yang kami makan, kulihat dengan ekor mataku pasangan yang menarik perhatianku masih belum beranjak dari duduknya. Lama sekali ritual makan mereka, apa karena gigi- giginya sudah ompong ya? Hihihihihi…… Membayangkan aku juga akan seperti mereka membuatku tersenyum sendiri. Saat ini aku mentertawakan mereka, dan suatu saat nanti giliranku ditertawakan.

Ketika meninggalkan restoran, kami melewati meja pasangan itu. Tiba-tiba bola kecil terlempar di dekat kakiku, bermaksud membantu anak kecil si pemilik bola, aku jongkok memungut bola itu. Apa yang kusaksikan membuatku tersentuh dan mengubah pendapatku tentang pasangan eyang yang sejak tadi mengusik pikiranku. Ternyata mereka makan sambil berpegangan tangan  lembut. Jari jemari satu sama lain saling membelai di bawah meja makan.

Aku menegakkan tubuhku. Aku sangat tersentuh dengan pemandangan yang baru saja kusaksikan. Sebuah tindak sederhana tapi penuh makna, yang mencerminkan begitu dekatnya hubungan mereka. Mereka tak perlu secara vulgar memperlihatkan di muka umum.  Cukup hanya mereka berdua yang tahu dan merasakan kedekatan mereka dan makna hening yang mereka lakukan adalah hening yang berkwalitas. Keheningan mereka bukanlah keheningan yang tidak nyaman seperti anggapanku pada mulanya. Melainkan suatu keheningan yang rileks dan nyaman. Kusebut sebagai “Hening Yang Syahdu…

Aku merasa istimewa karena telah diberikan kesempatan menyaksikan pemandangan tadi. Belaian  lembut jemari keriput dari lelaki tua itu pada tangan istrinya tak kalah keriputnya, yang semasa muda telah merawatnya, merawat anak-anak mereka dan , serasa mendapat imbalan yang setimpal. Suatu penghargaan yang sangat berarti bagi semua istri .
Aku ternyata telah tertipu dengan pandangan kasat mataku. Sering kali kita mengambil kesimpulan atas suatu keadaan berdasarkan apa yang terlihat oleh mata kasar kita,  padahal apa yang nampak belum tentu sama dengan apa yang terjadi sesungguhnya”
******

Cap Go Meh, Salah Satu Perayaan Tradisional Masyarakat Cina


1361696018965348596
Foto : Doc. Pribadi
Ada beberapa perayaan atau lebih dikenal dengan festival tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Tiong Hoa. Kebudayaan Cina telah ada sekitar 5000 tahun yang lalu. Acara tersebut diangkat baik dari kehidupan sehari-hari ataupun dari cerita rakyat yang ditulis dari generasi ke generasi.
Alasan utama mengapa perayaan masyarakat Cina menjadi tradisi, itu karena kebudayaan tersebut berkembang dari acara rakyat. Misalnya, beberapa perayaan diadakan untuk acara pertanian yang menginginkan tujuan tertentu.Akan tetapi lama kelamaan acara tersebut menjadi sebuah kebiasaan dengan berbagai tujuan. Kegiatan tersebut semakin kaya dan bermakna sehingga makin berakar kuat dalam masyarakatCina.

Salah satu perayaan yang semalam dirayakan oleh masyarakat Cina adalah “Cap Go Meh”. Perayaan ini diadakan pada purnama pertama di bulan pertama. Menurut tanggalan Cina hari ke 15 setelah tahun baru Lunar. Cap Go Meh sendiri mengandung arti “ Cap Go, adalah lima belas sedang Meh adalah malam” . Cap Go Meh juga merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek.

Beberapa negara juga merayakan perayaan ini, seperti Singapore, malaysia terutama negara yang mayoritasnya Buddhis. Festival Cap Go Meh juga dikenal dengan nama festival Yuanxiao atau Shangyuan Festival. Beberapa istilah berbeda untuk tiap negara. Seperti Vietnam menyebutnya dengan Festival Tết Nguyên Tiêu dan Hongkong menamakannya Festival Yuanxiao/festival Shangyuan.

Berawal dari Dinasti Han ( 206 SM – 221 M) perayaan ini dirayakan sebagai penghormatan kepada Dewa Thai-yi yang merupakan Dewa tertinggi oleh Dinasti Han. Awalnya acara ini tertutup hanya untuk kalangan istana, tetapi pada masa pemerintahan Dinasti Tang, perayaan ini juga dirayakan oleh masyarakat umum secara luas. Dalam perayaan ini rakyat diperbolehkan bersenang-senang. Biasanya dibarengi dengan menyantap makanan Yun Xiao ( bola ketan)

Perayaan Cap Go Meh diadakan pada malam hari, maka diperlukan lampion untuk penerangan. Perayaan sekarang, banyak lampion warna-warni dengan bentuknya yang menarik dengan gambar yang bervariasi pula. Biasanya dibarengi dengan atraksi tarian naga atau lebih dikenal dengan sebutan Liong juga tarian Barongsai.


Asal mula cerita Perayaan Cap Go Meh

Pada masa pemerintahan Kaisar Wu Di dari Dinasti Han , tersebutlah seorang peramal yang bernama Dongfang Shou sedang berjalan-jalan di kebun kerajaan. Saat ia sedang mengagumi indahnya bunga yang ada di kebun itu, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang hendak melakukan bunuh diri dengan cara menerjunkan diri ke dalam sebuah sumur.

Dongfang Shou berusaha menolong wanita tersebut dengan berbagai cara hingga si wanita mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Akhirnya si wanita menceritakan penyebab ia ingin mengakhiri hidupnya.
“Namaku Yuan Xiao, rumahku di barat laut ibu kota Chang’an. Dulu ketika aku diizinkan masuk ke istana ini, aku tidak dapat pulang lagi, dan setiap tahun baru aku merasa kangen ingin pulang ke rumah. Bila salju turun, aku teringat orang tuaku. Tetapi aku tidak dapat menemui mereka. Itulah sebabnya aku ingin mengakhiri hidupku dengan terjun ke sumur. Tuan Dongfang, Tuan sangat baik, bijaksana dan adil. Semua orang di istana ini menghormatimu. Tolonglah bagaimana aku dapat mengatasi perasaan ini” pinta wanita itu.

Dongfang Shou berjanji akan menolong Yuan Xiao. Ia mendatangi tempat asal Yun Xiao dan mendatangi rumahnya. Dongfang mengatakan bahwa dalam ramalannya akan ada api pada hari ke lima belas pada bulan pertama. Pada hari itu ada seorang wanita bergaun merah menunggang keledai akan masuk ke Chang’an dan membakar kota itu.

Penduduk yang percaya dengan ramalan Dongfang mengaharapkan bantuannya untuk mengatasi malapetaka tersebut. Dengan akalnya yang briliant Dongfang berhasil membuat penduduk percaya padanya.
Maka dimintalah kepada penduduk pada hari ke lima belas nanti, semua orang tua yang berambut putih harus menunggu wanita berbaju merah di suatu tempat yang ditentukan olehnya, kemudian berlutut dan mohon belas kasihannya. Maka seluruh kota akan selamat.

Kemudian pada hari yang ke lima belas, Dongfang mengutus seorang wanita berbaju merah menuju kota Chang’an seolah membawa perintah dari kaisar Jade untuk membakar kota tersebut. Penduduk Chang’an yang sudah menerima petunjuk dari Dongfang langsung memohon agar si wanita bergaun merah tidak membakar kota mereka.

Sebagai jalan keluar untuk memenuhi permintaan penduduk, wanita bergaun merah memberikan saran. Maka diperintahkanlah olehnya agar para orang tua mengirimkan pesan tentang akan adanya bencana di kota mereka. Pesan tersebut nantinya akan  disampaikan Dongfang kepada kaisar. Dan kaisar memerintahkan kepada Dongfang untuk mencari solusinya.

“ Saya dengar dewa api senang makan bola nasi ketan” ujar Dongfang.

“Perintahkan semua orang di kota ini untuk membuat sesaji bola nasi ketan. Juga perintahkan pegawai istana dan orang-orang untuk meletakan lentera di semua jalan dan gang pada malam kelima belas bulan purnama. Pada waktu itu nyalan petasan dan kembang api . dengan demikian selurh kota akan menyala terang benderang hingga kaisar Jade akan mengira seluruh kota Chang’an terbakar. Ini akan mengelabuinya” perintah sang kaisar.

“saya dengar di antara wanita di istana, Yuan Xiao paling terkenal ahli membuat bola-bola nasi ketan. Pada malam ke lima belas itu biar dia yang membawa lentera dengan namanya tertera sebagai penghormatan kepada Dewa Api, dan saya akan mangikutinya” kata Dongfang melanjutkan.

Akhirnya semua rencana berjalan lancar. Pada hari yang ditentukan Yuan Xiao kembali ke tempat asalnya dan bertemu dengan orang tuanya. Semua itu berkat rencana briliant Dongfang .

Sang kaisar senang malapetaka tidak terjadi, maka ditetapkanlah mulai saat itu sampai seterusnya tiap bulan pertama hari ke lima belas semua istana dan rakyat berkumpul. Karena bola nasi ketan yang dibuat oleh Yun Xiao dibuat pada hari ke lima belas bulan pertama orang menyebutnya dengan sebutan Yun Xiao.
Semoga cerita ini bermanfaat
*****
Sumber cerita: Origins of  Chinese Festivals

Sabtu, 15 Juni 2013

Damailah Kau Disana


Image: http://remajaislampos.files.wordpress.com/2012/10/surga.jpg


Hai…apa kabarmu di sana?
Dua tahun sudah kau mendiami rumah barumu
Seingatku, kau tak pernah berlaku sombong
Biasanya, tanpa kuminta kau akan berceloteh padaku
Tentang apa saja…
Namun saat ini kutunggu ceritamu
Tak jua kau kabari aku
Ya sudahlah, kuanggap kau bahagia di sana
.
Tahukah kau arti sebuah kehilangan?
Adakah kau rasa, seperti yang kurasa di sini?
Mengingatmu, selalu berurai air mataku
Dia menarikmu terlalu cepat dariku
Jujur, aku tak siap

Cinta Tanpa Kata

 
Illustrasi : Blogspot.com
Prolog

Percakapan dua orang laki-laki di telpon :
 
Laki-laki 1 : “Kutitipkan dia padamu, sobat. Jagalah dia untukku! Andai setelah malam ini aku tidak kembali, berarti telah terjadi sesuatu denganku. Selama masih bisa, aku akan berusaha menghubungimu. Pergunakan sesuatu yang kusimpan untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirinya. Kau masih ingat tempatnya, kan?”
 
Laki-laki 2: “Aku ingat dan sudah kucatat kodenya. Kau harus berjanji, ini untuk yang terakhir kali kau melakukannya. Aku tak akan mau mengenalmu lagi jika kau langgar janjimu. Sobat, aku inginkan yang terbaik untuk kamu dan dia. Berhentilah sebelum segala sesuatunya terlambat. Kasihanilah dia yang nanti harus memikul resiko atas tingkah lakumu”

Rahasia Besar Sepasang Kakek-Nenek

Image : http://wonderful-family.web.id

Keheninganku sore ini terusik oleh suara sepasang manusia yang duduk pas di belakang bangku panjang yang sedang kududuki. Rasa terganggu membuatku sedikit kesal. Tak tahukah mereka , aku lagi ingin menyendiri! Aku ingin menenangkan gejolak hati yang sedari beberapa jam yang lalu mencari pelampiasan. 

Baru saja kuhendak mengajukan protes dengan rasa tak nyaman yang kurasa , tiba-tiba aku urungkan meninggalkan bangku panjang yang telah menemaniku selama tiga puluh menit. Kutertarik dengan pembicaraan pelan pasangan itu. Biarlah,…… kurang beretika, yang penting aku duluan di sini. Jadi bukan berarti aku sengaja  nguping pembicaraan mereka, kan?
Wowww……kudengar suara yang laki-laki “ Mama, telah tiga puluh lima tahun kita hidup bersama. Telah banyak suka maupun duka kita hadapi bersama. Papa ingin mengungkapkan satu rahasia yang telah papa simpan selama kita hidup bersama. Papa ingin mama mengetahuinya sebelum ajal menjemput kita”. Ahhh….. aku ikutan menjadi tegang dibuatnya. Apa gerangan rahasia besar si suami?.

(BF) Si bapak Tanpa Nama


Sumber gambar : wisreinia.blogspot.com
Seperti hari-hari biasanya, pagi inipun aku melewati jalan itu. Jalan menuju kantor yang kulalui saban harinya. Biasanya kujumpai dia duduk di sudut emperan gedung bekas sebuah bank  yang kurang terawat. Sebuah bank swasta yang cukup punya nama di era 90-an.

Mataku dari jauh  mencari-cari sosoknya.  Rasaku ada yang hilang sejak beberapa hari ini tidak melihatnya. Sakitkah dia atau dia sudah pindah ke tempat lain? Seingatku hari terakhir berjumpa dengannya dia nampak sehat walau hanya duduk diam tanpa suara dan tanpa bicara.

Sapaan bapak pedagang tas membuka jalan bagiku untuk menuntaskan rasa penasaranku. Diawali  dengan sebuah senyuman kubalas ucapan selamat pagi pak Ito “ pagi pak. Semoga hari ini laris, ya”. Kemudian dibalas olehnya dengan “Alhamdulillah, mbak”.

Pesona Pulau Bangka

Jenuh menghadapi pekerjaan yang kami tekuni tiap hari, membuat saya dan suami mulai berpikir untuk mengambil cuti beberapa hari untuk refreshing. Berbagai alternatif saya usungkan pada suami, tentu saja sesuai dengan budget anggaran kami dan suasana liburan yang kami sukai.

 Saya dan suami kebetulan tidak menyukai tempat-tempat yang terlalu ramai dan berisik. Setelah mengecek tiket melalui http://www.garuda-indonesia.com akhirnya kami sepakat memilih Pulau Bangka ( Propinsi Babel) sebagai tujuan wisata kami kali ini. Kami menyukai keindahan alam yang alami, persis seperti keindahan natural Pulau Bangka.

Ibu Tiriku Adalah Ibu Kandungku


Pic : make1click.com

“Wi,….Wiwi, kemari sebentar nak” terdengar suara lembut wanita itu dari ruang tengah rumah kami. Rumah yang telah kami huni, tepatnya aku huni sejak umurku 5 tahun.  Sebuah rumah yang sederhana, tidak terlalu besar dan tidak bisa disebut kecil juga. Rumah kami berpenghuni 5 orang,  dengan 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi. cukup memadai untuk sebuah rumah yang sehat. Aku menempati kamar sendiri, sedang kedua adikku Anita dan Barina menempati kamar lainnya.

Tak Terasa, 7 Tahun Sudah

Image From : https://www.facebook.com/pages/WeddingDeLuxe
Seolah baru kemarin kau nyatakan cintamu
Kala itu, aku merasa terbang ke awan biru
Seolah baru kemarin rasa rindu menggugah kalbu
Tak terasa 7 tahun sudah kau menemani aku

Kala kau tak ada di sampingku, aku merasa pilu
Inginku…… kau tetap ada bersamaku
Merenda hari esok penuh bahagia
Bersama sepasang buah hati kita

(PM-FF) Relly, Kupanggil Dikau Tuk Jadi Satpam

Image From :http://leannlovelin.blogspot.com


(PM-FF) Relly, Kupanggil Dikau Tuk Jadi Satpam
(Peserta no. 92)

Relly sedang duduk di pos ronda Desa Rangkat, tiba-tiba ponsel yang tipenya sudah tidak ada di pasaran berbunyi, rupanya panggilan dari Dewi ,sang pujaan hati.
Relly : Halooo Sayang …
Dewi : Mas, tolong kerumahku sekarang,tidak ada orang nih ..
Relly : Gak ada orang ? Mantap …. kondisi aman terkendali pikir Relly, oke say aku datang

(PM-FF) Koplaknya si Ajeng

Image from: http://my.kompas.com/ajengleoditaanggarani

(PM-FF)Koplaknya si Ajeng
Peserta No. 92

Suatu siang melalui BBM:
Aku : Ajeng, kamu cantik banget.
Ajeng : hihihihihi… Cici
Aku : Jeng, mau nggak jadi mantuku?
Ajeng : Mau bangettttt….
Aku :Cici kirim foto anak cici (padahal foto Si won)
Ajeng : Besok nikah!
Aku : jangan besok bulan depan saja, di Desa Rangkat
Ajeng :Boleh.
Aku : Siiiip… Calon mantu

(PM-FF) Sebuah Tendangan Untuk Relly


Gambar Ilustrasi >> http://emieforeveraiman.blogspot.com/

Oleh : Kim Foeng ( No. 92)

Relly memacu motornya dengan kencang, langit gelap. Seekor kerbau melintas di jalan itu. Sang kerbau selamat, tapi Relly nyungsep di pinggiran jalan dekat Pos Desa Rangkat.

Dewi berlari mendekati tempat kejadian, bermaksud menolong.
“ Mas, ada yang luka,…. sakit?”
“ Ya nih dik, Kakiku sepertinya tak bisa digerakkan” ujar Relly dengan wajah memelas.