Ada beberapa perayaan atau lebih dikenal dengan festival tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Tiong Hoa. Kebudayaan Cina telah ada sekitar 5000 tahun yang lalu. Acara tersebut diangkat baik dari kehidupan sehari-hari ataupun dari cerita rakyat yang ditulis dari generasi ke generasi.
Alasan utama mengapa perayaan masyarakat Cina menjadi tradisi, itu karena kebudayaan tersebut berkembang dari acara rakyat. Misalnya, beberapa perayaan diadakan untuk acara pertanian yang menginginkan tujuan tertentu.Akan tetapi lama kelamaan acara tersebut menjadi sebuah kebiasaan dengan berbagai tujuan. Kegiatan tersebut semakin kaya dan bermakna sehingga makin berakar kuat dalam masyarakatCina.
Salah satu perayaan yang semalam dirayakan oleh masyarakat Cina adalah “Cap Go Meh”. Perayaan ini diadakan pada purnama pertama di bulan pertama. Menurut tanggalan Cina hari ke 15 setelah tahun baru Lunar. Cap Go Meh sendiri mengandung arti “ Cap Go, adalah lima belas sedang Meh adalah malam” . Cap Go Meh juga merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek.
Beberapa negara juga merayakan perayaan ini, seperti Singapore, malaysia terutama negara yang mayoritasnya Buddhis. Festival Cap Go Meh juga dikenal dengan nama festival Yuanxiao atau Shangyuan Festival. Beberapa istilah berbeda untuk tiap negara. Seperti Vietnam menyebutnya dengan Festival Tết Nguyên Tiêu dan Hongkong menamakannya Festival Yuanxiao/festival Shangyuan.
Berawal dari Dinasti Han ( 206 SM – 221 M) perayaan ini dirayakan sebagai penghormatan kepada Dewa Thai-yi yang merupakan Dewa tertinggi oleh Dinasti Han. Awalnya acara ini tertutup hanya untuk kalangan istana, tetapi pada masa pemerintahan Dinasti Tang, perayaan ini juga dirayakan oleh masyarakat umum secara luas. Dalam perayaan ini rakyat diperbolehkan bersenang-senang. Biasanya dibarengi dengan menyantap makanan Yun Xiao ( bola ketan)
Perayaan Cap Go Meh diadakan pada malam hari, maka diperlukan lampion untuk penerangan. Perayaan sekarang, banyak lampion warna-warni dengan bentuknya yang menarik dengan gambar yang bervariasi pula. Biasanya dibarengi dengan atraksi tarian naga atau lebih dikenal dengan sebutan Liong juga tarian Barongsai.
Asal mula cerita Perayaan Cap Go Meh
Pada masa pemerintahan Kaisar Wu Di dari Dinasti Han , tersebutlah seorang peramal yang bernama Dongfang Shou sedang berjalan-jalan di kebun kerajaan. Saat ia sedang mengagumi indahnya bunga yang ada di kebun itu, tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang hendak melakukan bunuh diri dengan cara menerjunkan diri ke dalam sebuah sumur.
Dongfang Shou berusaha menolong wanita tersebut dengan berbagai cara hingga si wanita mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Akhirnya si wanita menceritakan penyebab ia ingin mengakhiri hidupnya.
“Namaku Yuan Xiao, rumahku di barat laut ibu kota Chang’an. Dulu ketika aku diizinkan masuk ke istana ini, aku tidak dapat pulang lagi, dan setiap tahun baru aku merasa kangen ingin pulang ke rumah. Bila salju turun, aku teringat orang tuaku. Tetapi aku tidak dapat menemui mereka. Itulah sebabnya aku ingin mengakhiri hidupku dengan terjun ke sumur. Tuan Dongfang, Tuan sangat baik, bijaksana dan adil. Semua orang di istana ini menghormatimu. Tolonglah bagaimana aku dapat mengatasi perasaan ini” pinta wanita itu.
Dongfang Shou berjanji akan menolong Yuan Xiao. Ia mendatangi tempat asal Yun Xiao dan mendatangi rumahnya. Dongfang mengatakan bahwa dalam ramalannya akan ada api pada hari ke lima belas pada bulan pertama. Pada hari itu ada seorang wanita bergaun merah menunggang keledai akan masuk ke Chang’an dan membakar kota itu.
Penduduk yang percaya dengan ramalan Dongfang mengaharapkan bantuannya untuk mengatasi malapetaka tersebut. Dengan akalnya yang briliant Dongfang berhasil membuat penduduk percaya padanya.
Maka dimintalah kepada penduduk pada hari ke lima belas nanti, semua orang tua yang berambut putih harus menunggu wanita berbaju merah di suatu tempat yang ditentukan olehnya, kemudian berlutut dan mohon belas kasihannya. Maka seluruh kota akan selamat.
Kemudian pada hari yang ke lima belas, Dongfang mengutus seorang wanita berbaju merah menuju kota Chang’an seolah membawa perintah dari kaisar Jade untuk membakar kota tersebut. Penduduk Chang’an yang sudah menerima petunjuk dari Dongfang langsung memohon agar si wanita bergaun merah tidak membakar kota mereka.
Sebagai jalan keluar untuk memenuhi permintaan penduduk, wanita bergaun merah memberikan saran. Maka diperintahkanlah olehnya agar para orang tua mengirimkan pesan tentang akan adanya bencana di kota mereka. Pesan tersebut nantinya akan disampaikan Dongfang kepada kaisar. Dan kaisar memerintahkan kepada Dongfang untuk mencari solusinya.
“ Saya dengar dewa api senang makan bola nasi ketan” ujar Dongfang.
“Perintahkan semua orang di kota ini untuk membuat sesaji bola nasi ketan. Juga perintahkan pegawai istana dan orang-orang untuk meletakan lentera di semua jalan dan gang pada malam kelima belas bulan purnama. Pada waktu itu nyalan petasan dan kembang api . dengan demikian selurh kota akan menyala terang benderang hingga kaisar Jade akan mengira seluruh kota Chang’an terbakar. Ini akan mengelabuinya” perintah sang kaisar.
“saya dengar di antara wanita di istana, Yuan Xiao paling terkenal ahli membuat bola-bola nasi ketan. Pada malam ke lima belas itu biar dia yang membawa lentera dengan namanya tertera sebagai penghormatan kepada Dewa Api, dan saya akan mangikutinya” kata Dongfang melanjutkan.
Akhirnya semua rencana berjalan lancar. Pada hari yang ditentukan Yuan Xiao kembali ke tempat asalnya dan bertemu dengan orang tuanya. Semua itu berkat rencana briliant Dongfang .
Sang kaisar senang malapetaka tidak terjadi, maka ditetapkanlah mulai saat itu sampai seterusnya tiap bulan pertama hari ke lima belas semua istana dan rakyat berkumpul. Karena bola nasi ketan yang dibuat oleh Yun Xiao dibuat pada hari ke lima belas bulan pertama orang menyebutnya dengan sebutan Yun Xiao.
Semoga cerita ini bermanfaat
*****
Sumber cerita: Origins of Chinese Festivals
0 komentar:
Posting Komentar