Jenuh
menghadapi pekerjaan yang kami tekuni tiap hari, membuat saya dan suami
mulai berpikir untuk mengambil cuti beberapa hari untuk refreshing.
Berbagai alternatif saya usungkan pada suami, tentu saja sesuai dengan
budget anggaran kami dan suasana liburan yang kami sukai.
Saya dan suami kebetulan tidak menyukai tempat-tempat yang terlalu ramai dan berisik. Setelah mengecek tiket melalui http://www.garuda-indonesia.com akhirnya kami sepakat memilih Pulau Bangka ( Propinsi Babel) sebagai tujuan wisata kami kali ini. Kami menyukai keindahan alam yang alami, persis seperti keindahan natural Pulau Bangka.
Dalam waktu lebih kurang 50 menit, pesawat Garuda Indonesia
telah membawa kami mendarat di Bandara Depati Amir (Pangkal Pinang).
Kami menjejakan kaki di kepulauan Bangka yang terkenal dengan sebutan ‘Bumi Sepintu Sedulang’. Tiada kemacetan yang kami jumpai seperti di Ibu kota, Jakarta. Heiiii….. Bangka Island,…… I’m coming.
Pulau Bangka dengan ibu kotanya Pangkal Pinang. Dahulu, Pulau Bangka menjadi bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Pengesahan propinsi Bangka Belitung tanggal 9 Pebruari 2001.
Pulau Bangka bukan saja terkenal dengan hasil tambang timahnya, akan
tetapi keindahan objek wisata pantainya pun tidak kalah indahnya dengan
pulau Dewata - Bali.
Mengingat
terbatasnya waktu cuti, langsung saja kami menuju tepat-tempat wisata
yang sebelumnya sudah kami dapatkan informasi melalui :visitbabelarchi.com. Sungguh luar biasa
keindahan alam Pulau Bangka, pantai dengan batu-baru berjajar dan
bertumpuk seolah sengaja disusun oleh tangan manusia. Menitik air mata
haru menyaksikan keindahan alam ciptaanNya, terasa begitu kecil kita di
hadapanNya.
Tempat pertama yang kamu kunjungi adalah ‘Pantai Matras’. Terletak di Desa Matras, Kelurahan Sinar Jaya, Kecamatan Sungailiat di sebelah Timur Laut Pulau
Bangka. Pantai ini indah dan landai, pasirnya putih dan halus.Dilatar
belakangi pohon kelapa dan aliran sungai alami, sehingga di sebut pantai
surga . Pantai ini paling banyak di kunjungi wisatawan.
Pantai Matras |
Di
pantai ini, pengunjung akan menemukan pemandangan mempesona. Hamparan
pasir menyatu dengan bebatuan indah di sekitarnya seperti mutiara yang
terbentang di depan mata. Pantai ini terdiri dari ya
pasir putih yang halus, pantai yang dilatar-belakangi oleh pepohonan
kelapa ini menampilkan pula laut yang bening dan pemandangan indah serta
aliran sungai yang alami sehingga acapkali disebut sebagai Pantai
Surga.
Pengunjung
disarankan menggunakan kendaraan sendiri atau taksi dari Sungailiat
atau Pangkalpinang menuju ke Pantai Matras. Perjalanan dari Pangkal
Pinang menuju ke lokasi kurang lebih membutuhkan waktu 1 jam . Di tempat
ini pengunjung yang masuk hanya dikenakan biaya masuk pada saat
memasuki gerbang pantai.
Paray Beach |
Kemudian kami beralih ke ‘Paray Beach’.
Terletak di Desa Matras, Kelurahan Sinar Jaya, Kecamatan Sungailiat.
Pantai ini di lengkapi dengan fasilitas hotel berbintang empat dan
tersedia berbagai sarana hiburan dengan di latar belakangi taburan
formasi batu karang. Pantai ini sering di sebut juga dengan nama pantai
Tenggiri.
Pantai Tanjung Pesona |
Dari pantai Paray, menuju ‘Tanjung Pesona’.
Sesuai dengan namanya, pantai ini sangat mempesona bagi pengunjungnya.
Terletak di Desa Rambak, Kecamatan Sungailiat. Berjarak lebih kurang 9
Km dari kota Sungailiat. Mempunyai panorama laut lepas diatas tanjung
dengan bebatuan yang besar adalah ciri khas Pantai Tanjung Pesona. Mempunyai fasilitas wisata dengan klasifikasi hotel berbintang tiga.
Pantai Teluk Uber |
Dari Pantai Tanjung Pesona kami menuju ‘Pantai Teluk Uber’
terletak di Desa Rambak, Sungailiat. Berjarak kurang lebih 40 kilometer
dari Kota Pangkal Pinang dan 3 kilometer dari Sungailiat. Keistimewaan
Pantai Teluk Uber adalah suasananya yang masih sepi dan pesona alam yang
masih perawan. Pengunjung dapat dengan santai duduk di hamparan pasir
atau berenang dengan tenang, tanpa diganggu hiruk pikuk keramaian kota.
Pada pagi hari, pemandangan Pantai Teluk Uber terasa lebih elok.
Matahari terbit dari tengah laut dan melimpahkan sinarnya yang hangat ke
arah pantai. Di tengah cahaya, laut terlihat jernih, berwarna biru
kehijauan, kontras dengan hamparan pasir yang putih bersih. Keindahan
ini terasa lebih sempurna lagi dengan puluhan perahu nelayan pemburu
udang yang terlihat terombang-ambing di tengah laut. Pantai ini sangat
cocok bagi pengunjung yang ingin bersantai-santai di atas batu, di akar
pohon, atau di saung-saung kecil yang terbuat dari kayu sambil bercakap
dan bersenda-gurau.
Serasa
cukup dengan petualangan pantai kami hari pertama liburan, sebelum
menuju penginapan kami sempatkan mengisi perut di sebuah Restoran sea
food ‘Sunlake Restoran’ di Jln. Jend. Sudirman . Sebuah restoran berlabel halal yang menyediakan menu terlengkap, mulai makanan khas daerah sampai menu umum. Cukup
terjangkau harga untuk menu-menu yang disediakan, menu khas mereka
adalah ‘ikan pari lempah kuning’ yang ternyata menjadi masakan khas
Pulau Bangka. Lezattt…. rasa asem, pedas dicampur dengan ikan terasa
maknyussss. Oh.. ya, menurut masyarakat Pulau Bangka, ikan-ikan dari daerah ini lebih manis dibandingkan dengan daerah lain, mungkin karena ikannya masih segar.
Setelah mengisi perut, kami segera menuju ‘Novilla hotel’ yang terletak Jln. Laut, Kampung Pasir, kota Sungailiat . Sebuah Hotel yang bersih, tenang dan lengkap dengan fasilitas kolam renang berikut restoran. Badan penat tak terasa, malah membuat kami tertidur pulas tanpa beban.
*****
Hari kedua kami tujuan kami adalah kota Belinyu, sebuah kota dengan gudang
cemilan khas Pulau Bangka. Berbagai jenis kemplang ( kerupuk) baik yang
digoreng minyak maupun yang digoreng dengan menggunakan pasir (antik
bukan) ada di sini. Selain kerupuk makanan khas daerah Belinyu adalah
empek-empeknya. Beda dengan empek-empek Palembang, terutama di kuah (cukanya) khas Bangka menggunakan tauco dengan aroma yang khas.
Kerupuk Bangka |
Masih di daerah Belinyu, ada sebuah pantai yang sangat-sangat indah. Namanya ‘Pantai Romodong’.
Terletak di daerah Belinyu, Bangka Utara. Jarak tempuh dari kota
Sungailiat lumayan jauh. Menurut perkiraanku lebih dari 60 Km.
Menyaksikan matahari terbenam dari tempat ini sungguh mengasyikan.
Lautnya landai, berpasir putih
dan halus serta airnya bening sekali. Untuk masuk ke Desa Romodong ,
pengunjung akan melalui sebuah pintu gerbang yang terbuat dari batu
alam, seolah-olah batu tersebut memang untuk pintu gerbang. Hari kedua
kami habiskan hanya mengelilingi daerah Belinyu, kemudian balik kembali
ke hotel
Pantai Romodong |
Tak
terasa,sisa cuti tinggal 1 hari lagi. Padahal masih banyak tempat
wisata yang belum sempat kami kunjungi, seperti Pantai pasir padi di
Pangkal Pinang dan beberapa objek wisata pantai lainnya. Besok kami akan
segera kembali dan mulai rutinitas seperti biasanya. Bangka Island,
tunggulah kami kembali.
ooooo000ooooo
Note : Semua foto doc.pribadi
Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan
minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan
berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat
0 komentar:
Posting Komentar