Image : http://wonderful-family.web.id |
Keheninganku
sore ini terusik oleh suara sepasang manusia yang duduk pas di belakang
bangku panjang yang sedang kududuki. Rasa terganggu membuatku sedikit kesal. Tak tahukah mereka , aku lagi ingin menyendiri! Aku ingin menenangkan gejolak hati yang sedari beberapa jam yang lalu mencari pelampiasan.
Baru
saja kuhendak mengajukan protes dengan rasa tak nyaman yang kurasa ,
tiba-tiba aku urungkan meninggalkan bangku panjang yang telah menemaniku
selama tiga puluh menit. Kutertarik dengan pembicaraan pelan pasangan
itu. Biarlah,…… kurang beretika, yang penting aku duluan di sini. Jadi bukan berarti aku sengaja nguping pembicaraan mereka, kan?
Wowww……kudengar
suara yang laki-laki “ Mama, telah tiga puluh lima tahun kita hidup
bersama. Telah banyak suka maupun duka kita hadapi bersama. Papa ingin
mengungkapkan satu rahasia yang telah papa simpan selama kita hidup
bersama. Papa ingin mama mengetahuinya sebelum ajal menjemput kita”.
Ahhh….. aku ikutan menjadi tegang dibuatnya. Apa gerangan rahasia besar
si suami?.
“Sama,
pa. Mama-pun ingin membuka suatu rahasia yang telah mama simpan sejak
menjadi istrimu. Suatu rahasia yang sebenarnya tak begitu penting untuk
papa, tapi…. mama ingin papa mengetahuinya sebelum kita terpisah oleh
Tuhan”. Wah…Seru nih! Makin penasaran aku. Siapa tahu aku dapat memetik pelajaran dari sepasang suami istri ini.
“
Mama ingat nggak saat papa dapat sedikit rezeki dari pak Rahmad? Saat
itu kita sedang dalam kondisi sangat memprihatinkan. Untuk makan yang
layak sehari dua kali saja, kita tak sanggup. Waktu itu papa belikan
sebungkus nasi putih dan seekor ikan kembung. Kita bagi nasi dan ikan
menjadi dua bagian. Untuk mama, papa pilihkan bagian ekor ikan. Karena papa pikir, mama suka dengan bagian ekor yang memang tulangnya lebih sedikit. Papa ingin memberikan yang terbaik untuk mama” begitu awal kisah sang suami.
“ Ingat pa, mama ingat selalu kejadian itu. Dan mama dengan rela hati menyerahkan bagian kepala ikan untuk papa. Karena mama tahu, papa sangat menyukai kepala ikan. Mama ingat, papa
pernah mengatakan, sebagai kepala keluarga papa harus menyantap bagian
kepala, agar dapat memimpin istri dan anak-anak” Sang istri menimpali
pernyataan si suami. Aku tak pernah mendengar pepatah seperti ini, jadi sebagai kepala keluarga yang memimpin anak istri harus makan bagian kepala?
Lanjut
lagi si suami berkata “ Tahukah mama, papa sering mengatakan bahwa papa
sering mendapatkan makan siang di luar ditraktir si Fulan atau si
Bolang , jadi saat malam sisa makanan siang masih ada dalam perut.
Makanya saat makan malam bersama mama, papa hanya mengambil bagian yang
lebih sedikit?”
“
Mama simpan semua peristiwa itu, pa. Tak ada yang terbuang sedikitpun
dalam ingatan mama. Ingatkah papa, mama selalu merasa sudah kenyang
setiap makan malam kita. Mama tak sanggup menghabiskan jatah mama yang
papa bawakan” Hmmmmm….. makin menarik pengalaman pasangan ini.
“Tentu
saja ingat ma, papa ingat semuanya. Hal lain boleh papa lupa, tapi
tentang mama dan kebiasaan mama tak ada yang hilang dalam ingatan papa. Kau wanita istimewa bagiku, Istriku. Wanita yang tabah menjalani kehidupan sulit bersama papa. Padahal mama bisa saja mendapatkan yang lebih dari papa” ungkap sang suami dengan suara bergetar. Dalam hati akupun ikut memuji keteguhan cinta sang istri.
“Saat
ini waktu yang tepat untuk papa mengatakan semua kebenaran ini ma.
Nyatanya, papa lebih menyukai bagian ekor ikan. Papa juga tidak pernah
ditraktir si Bolan dan si Fulan waktu makan siang. Papa dustai mama,
karena papa ingin mama mendapatkan makanan yang terbaik dari yang kita punya. Bagi papa, mama di atas segalanya” Terenyuh
hatiku mendengar ungkapan kebenaran dari sang suami. Kemudian disambung
pula oleh sang istri dengan suara yang seolah menahan haru.
“
Terima kasih, pa. Terima kasih atas cinta kasih dan perhatian papa
selama kita hidup bersama. Mama bahagia mendampingi papa sampai saat
ini. Kini giliran mama menyampaikan rahasia besar mama yang tersimpan
rapi selama ini. Sebetulnya, mama lebih menyukai kepala ikan dari pada
bagian ekor pa. Mama mengalah karena mama pikir papa menyukainya. Dan
tahukah papa, mama menahan lapar waktu malam. Mama selalu katakan tak
kuat makan banyak, karena mama ingin menyisakan bagian mama untuk papa.
Sebab mama tahu, papa membutuhkan energi lebih besar untuk bekerja keras esok harinya”. Hiks…. luar biasa pasangan ini, saling mengalah demi orang yang dicintainya.
Lama
tak kudengar suara baik dari sang suami maupun si istri. Yang terdengar
hanya gerakan dan bunyi bangku yang agak berderik. Penasaran kutoleh
kepalaku ke belakang. Apa yang kusaksikan sungguh membuatku menitikan
air mata. Jemari sang suami yang keriput sedang membelai rambut si istri
yang sudah memutih semua. Sedang jemari si istri, membelai wajah
keriput sang suami dengan pandangan yang penuh cinta.
Suatu
pemandangan yang membuatku ingin segera pulang menemui istriku. Terlalu
lama aku meninggalkannya sendirian di rumah, cukup sudah kulakukan aksi
ambekku hanya karena masalah kecil. Terbayang dalam ingatanku akan
tingkah lakuku yang mau menang sendiri, menganggap diriku sebagai kepala
keluarga yang selalu harus dituruti dan diutamakan. Merasa sebagai
pahlawan dalam keluarga hanya karena menafkahi mereka, istri dan
anak-anakku! Bukankah itu sudah menjadi tanggung jawabku? Pelajaran yang
kudapatkan membuka mataku bahwa” Apa yang kita pikirkan
yang terbaik untuk pasangan kita, belum tentu yang terbaik pula
untuknya. Bagaimana pun sebuah keterus terangan diperlukan untuk saling
memahami“
Baru
saja aku hendak beranjak dari tempat dudukku, tiba-tiba aku mendengar
teriakan sepasang anak kecil. “ Omaaaa, Opaaaa…. ditunggu makan mama
papa tuh. Yukkk pulang…. adek cariin ke mana-mana, ternyata Oma dan Opa
pacaran di sini” Hihihihihi…
celoteh sang cucu membuatku tersenyum. Oma dan Opa pacaran……. ikutan
ahhhh, …..! Semoga saja aku akan mengikuti mereka, pacaran sampai kakek
nenek. Istriku….. tunggulah, aku pulang sekarang…… !
*****
· Cinta
adalah dorongan yang lebih kuat daripada apapun. Cinta tidak kasat
mata, tidak dapat dilihat atau diukur. Tetapi cukup kuat untuk mengubah
anda dalam sekejap, dan menawarkan kepada anda lebih banyak kebahagiaan
daripada benda apapun yang mungkin dapat anda miliki ( Barbara De
Angelis, Ph.D)
Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan
minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan
berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat
0 komentar:
Posting Komentar