Sabtu, 15 Juni 2013

Rahasia Besar Sepasang Kakek-Nenek

Image : http://wonderful-family.web.id

Keheninganku sore ini terusik oleh suara sepasang manusia yang duduk pas di belakang bangku panjang yang sedang kududuki. Rasa terganggu membuatku sedikit kesal. Tak tahukah mereka , aku lagi ingin menyendiri! Aku ingin menenangkan gejolak hati yang sedari beberapa jam yang lalu mencari pelampiasan. 

Baru saja kuhendak mengajukan protes dengan rasa tak nyaman yang kurasa , tiba-tiba aku urungkan meninggalkan bangku panjang yang telah menemaniku selama tiga puluh menit. Kutertarik dengan pembicaraan pelan pasangan itu. Biarlah,…… kurang beretika, yang penting aku duluan di sini. Jadi bukan berarti aku sengaja  nguping pembicaraan mereka, kan?
Wowww……kudengar suara yang laki-laki “ Mama, telah tiga puluh lima tahun kita hidup bersama. Telah banyak suka maupun duka kita hadapi bersama. Papa ingin mengungkapkan satu rahasia yang telah papa simpan selama kita hidup bersama. Papa ingin mama mengetahuinya sebelum ajal menjemput kita”. Ahhh….. aku ikutan menjadi tegang dibuatnya. Apa gerangan rahasia besar si suami?.


“Sama, pa. Mama-pun ingin membuka suatu rahasia yang telah mama simpan sejak menjadi istrimu. Suatu rahasia yang sebenarnya tak begitu penting untuk papa, tapi…. mama ingin papa mengetahuinya sebelum kita terpisah oleh Tuhan”. Wah…Seru nih! Makin penasaran aku. Siapa tahu aku dapat memetik pelajaran dari sepasang suami istri ini. 

“ Mama ingat nggak saat papa dapat sedikit rezeki dari pak Rahmad? Saat itu kita sedang dalam kondisi sangat memprihatinkan. Untuk makan yang layak sehari dua kali saja, kita tak sanggup. Waktu itu papa belikan sebungkus nasi putih dan seekor ikan kembung. Kita bagi nasi dan ikan menjadi dua bagian. Untuk mama, papa pilihkan bagian ekor ikan. Karena papa pikir, mama suka dengan bagian ekor yang memang tulangnya lebih sedikit. Papa ingin memberikan yang terbaik untuk mama” begitu awal kisah sang suami.

“ Ingat pa, mama ingat selalu kejadian itu. Dan mama dengan rela hati menyerahkan bagian kepala ikan untuk papa. Karena mama tahu, papa sangat menyukai kepala ikan. Mama ingat, papa pernah mengatakan, sebagai kepala keluarga papa harus menyantap bagian kepala, agar dapat memimpin istri dan anak-anak” Sang istri menimpali pernyataan si suami. Aku tak pernah mendengar pepatah seperti ini, jadi sebagai kepala keluarga yang memimpin anak istri harus makan bagian kepala?

Lanjut lagi si suami berkata “ Tahukah mama, papa sering mengatakan bahwa papa sering mendapatkan makan siang di luar ditraktir si Fulan atau si Bolang , jadi saat malam sisa makanan siang masih ada dalam perut. Makanya saat makan malam bersama mama, papa hanya mengambil bagian yang lebih sedikit?”
“ Mama simpan semua peristiwa itu, pa. Tak ada yang terbuang sedikitpun dalam ingatan mama. Ingatkah papa, mama selalu merasa sudah kenyang setiap makan malam kita. Mama tak sanggup menghabiskan jatah mama yang papa bawakan” Hmmmmm….. makin menarik pengalaman pasangan ini.

“Tentu saja ingat ma, papa ingat semuanya. Hal lain boleh papa lupa, tapi tentang mama dan kebiasaan mama tak ada yang hilang dalam ingatan papa. Kau wanita istimewa bagiku, Istriku. Wanita yang tabah menjalani kehidupan sulit bersama papa. Padahal mama bisa saja mendapatkan yang lebih dari papa” ungkap sang suami dengan suara bergetar. Dalam hati akupun ikut memuji keteguhan cinta sang istri.

“Saat ini waktu yang tepat untuk papa mengatakan semua kebenaran ini ma. Nyatanya, papa lebih menyukai bagian ekor ikan. Papa juga tidak pernah ditraktir si Bolan dan si Fulan waktu makan siang. Papa dustai mama, karena papa ingin mama mendapatkan makanan yang terbaik dari yang kita punya. Bagi papa, mama di atas segalanya” Terenyuh hatiku mendengar ungkapan kebenaran dari sang suami. Kemudian disambung pula oleh sang istri dengan suara yang seolah menahan haru.

“ Terima kasih, pa. Terima kasih atas cinta kasih dan perhatian papa selama kita hidup bersama. Mama bahagia mendampingi papa sampai saat ini. Kini giliran mama menyampaikan rahasia besar mama yang tersimpan rapi selama ini. Sebetulnya, mama lebih menyukai kepala ikan dari pada bagian ekor pa. Mama mengalah karena mama pikir papa menyukainya. Dan tahukah papa, mama menahan lapar waktu malam. Mama selalu katakan tak kuat makan banyak, karena mama ingin menyisakan bagian mama untuk papa. Sebab mama tahu, papa membutuhkan energi lebih besar untuk bekerja keras esok harinya”. Hiks…. luar biasa pasangan ini, saling mengalah demi orang yang dicintainya.

Lama tak kudengar suara baik dari sang suami maupun si istri. Yang terdengar hanya gerakan dan bunyi bangku yang agak berderik. Penasaran kutoleh kepalaku ke belakang. Apa yang kusaksikan sungguh membuatku menitikan air mata. Jemari sang suami yang keriput sedang membelai rambut si istri yang sudah memutih semua. Sedang jemari si istri, membelai wajah keriput sang suami dengan pandangan yang penuh cinta.

Suatu pemandangan yang membuatku ingin segera pulang menemui istriku. Terlalu lama aku meninggalkannya sendirian di rumah, cukup sudah kulakukan aksi ambekku hanya karena masalah kecil. Terbayang dalam ingatanku akan tingkah lakuku yang mau menang sendiri, menganggap diriku sebagai kepala keluarga yang selalu harus dituruti dan diutamakan. Merasa sebagai pahlawan dalam keluarga hanya karena menafkahi mereka, istri dan anak-anakku! Bukankah itu sudah menjadi tanggung jawabku? Pelajaran yang kudapatkan membuka mataku bahwa” Apa yang kita pikirkan yang terbaik untuk  pasangan kita, belum tentu yang terbaik pula untuknya. Bagaimana pun sebuah keterus terangan diperlukan untuk saling memahami

Baru saja aku hendak beranjak dari tempat dudukku, tiba-tiba aku mendengar teriakan sepasang anak kecil. “ Omaaaa, Opaaaa…. ditunggu makan mama papa tuh. Yukkk pulang…. adek cariin ke mana-mana, ternyata Oma dan Opa pacaran di sini” Hihihihihi… celoteh sang cucu membuatku tersenyum. Oma dan Opa pacaran……. ikutan ahhhh, …..! Semoga saja aku akan mengikuti mereka, pacaran sampai kakek nenek. Istriku….. tunggulah, aku pulang sekarang…… !
*****

· Cinta adalah dorongan yang lebih kuat daripada apapun. Cinta tidak kasat mata, tidak dapat dilihat atau diukur. Tetapi cukup kuat untuk mengubah anda dalam sekejap, dan menawarkan kepada anda lebih banyak kebahagiaan daripada benda apapun yang mungkin dapat anda miliki ( Barbara De Angelis, Ph.D)
 

 Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat

0 komentar:

Posting Komentar