Selasa, 02 Juli 2013

Sekilas Cerita Tentang Imlek


Tanggal 23 Januari 2012 adalah perayaan Tahun Baru Lunar 2563( Lunar New Year) atau lebih di kenal oleh masyarakat kita sebagai Tahun Baru Imlek. Tradisi masyarakat keturunan China ini, oleh generasi muda sekarang banyak yang tidak mengetahui asal mula perayaannya dan hanya dianggap sebagai suatu kebiasaan turun temurun ( termasuk penulis).
Sehubungan dengan tradisi Tahun Baru Lunar, ada beberapa cerita yang berhubungan dengan perayaan Imlek, diantaranya :

Tempelan Kertas Merah Pada Pintu Rumah

Zaman dahulu kala setiap malam tahun baru Lunar , ada mahluk jahat sangat besar yang di sebut sebagai “Nian”. Dia muncul untuk melahap manusia. Pada suatu masa datanglah seorang tua yang mengetahui kelemahan sang mahluk , maka di pancinglah sang mahluk keluar dengan menantangnya. Orang itu menantang sang mahluk untuk mengalahkan binatang buas yang banyak berkeliaran di sekitar penduduk bermukim. Jika mahluk NIan menang, maka si orang tua harus rela di santap oleh Nian, akan tetapi jika ia kalah Nian tidak boleh mengganggu penduduk selamanya. Mulai dari Harimau, ular dan binatang buas lainnya di kalahkan oleh sang mahluk Nian. Sekarang tiba giliran si Orang tua untuk mempertanggung jawabkan perjanjian mereka.

Sebelum mahluk Nian melahapnya, si orang tua memohon agar di beri kesempatan untuk membuka baju luarnya dan permintaan itu di kabulkan oleh Nian. Setelah baju luar di buka, nampaklah baju dalam si orang tua berwarna merah. Begitu melihat warna merah mahluk Nian langsung pergi ketakutan. Kelemahan ini sebelumnya sudah di ketahui oleh orang tua itu.
Sejak peristiwa itu , si orang tua menasehati penduduk agar selalu menempelkan kertas merah di pintu depan rumah masing-masing untuk mencegah malapetaka, dan mulai kejadian itu orang-orang menempelkan kertas merah di depan pintu sebelum Tahun Baru tiba , kemudian mereka menuliskan kata-kata beruntai sebagai petuah pada kertas tersebut.
Tradisi Menyulut petasan

Menurut sejarah, di puncak sebuah bukit penuh dengan bambu. Di celah-celah bambu tersebut hidup sekelompok mahluk gunung, bentuknya sangat pendek dan hanya mempunyai satu kaki. Mahluk gunung ini setiap tahun baru akan turun untuk mencari makan dan siapapun yang mendekati dan menyentuhnya akan sakit.

Suatu hari ada salah satu penduduk yag sedang melintasi hutan bambu dengan membawa ternak di punggungnya. Mahluk gunung berniat mencuri bawaan penduduk yang sedang melintasi hutan bambu akan tetapi ia tertangkap oleh penduduk tadi. Penduduk itu bermaksud membawa mahluk gunung untuk di hukum. Karena telah menyentuh mahluk gunung tersebut, penduduk itu sakit demam, sampai dia bertemu dengan temannya yang memberitahukan bahwa penyebab sakitnya karena telah menyentuh mahluk gunung.

Mahluk gunung sangat takut dengan suara kayu yang terbakar, jika mendengar suara kayu terbakar mereka akan ketakutan dan langsung pergi. Maka untuk mengusir mahluk gunung masyarakat selalu membakar ranting bambu. Tradisi tersebut masih di lakukan oleh masyarakat kita dengan cara menyulut petasan.

Kepada teman-teman yang merayakan, saya mengucapkan :
Gong Xi Fat Chai
Wan Xi Ru Yi
Nia nian You Yi
Shen Ti Jian Kang
Ma Tao Gong Chen
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju ke Cinta Fiksi
* Gambar : Google
Sumber : Origins of Chinese Festivals

0 komentar:

Posting Komentar