MAAF ” menurut kamus bahasa Indonesia adalah ampun, sikap penyesalan.
Kata
MAAF, adalah kata SAKTI. Yang dapat meluruhkan hati orang yang telah di
sakiti atau di rugikan. Akan tetapi jika kata MAAF di pergunakan hanya
sebagai kata kata klise tanpa berdasarkan penyesalan seperti konteks
arti yang sebenarnya,…atau karena ada hal lain yg menjadi dasar
pernyataan tersebut,…atau karena paksaan dari orang ketiga sehingga
ucapan ini di lontarkan. Apakah kata MAAF yg seperti ini jika di ucapkan
seseorang terhadap kita, pantas kita berikan MAAF? Apakah kita harus
ikut-ikutan mengatakan ” ya, aku maafkan” padahal dalam lubuk hati yg
paling dalam kita belum ( bukan tidak) dapat menyembuhkan rasa sakit
yang di torehkan di hati kita? Kalau harus demikian, bukankah kita akan
sama MUNAFIKnya ? Atau kita perlu terus terang mengatakan ” saya belum
dapat memaafkan kamu, karena hatiku yang luka belum sembuh?” Akan tetapi
kita sebagai orang timur merasa enggan berterus terang dan lebih
memilih membohongi hati sendiri.
Memang
semua agama mengajarkan kita untuk saling memaafkan, akan tetapi tentu
saja “MAAF” dalam arti yang sebenarnya. Jadi lebih baik kita berhati
hati jika kita telah menyakiti seseorang, apalagi orang banyak. Karena
MAAF yang di berikan kepada kita ada kemungkinan bukan keluar dari
hatinya, melainkan karena demi adat ketimuran kita.
Sesungguhnya
akan lebih bernilai jika Permintaan MAAF di ungkapkan dengan perubahan
sikap yg menunjukan adanya penyesalan. Dengan sendirinya orang yang kita
sakiti akan mengerti, dan tanpa mengucapkan kata MAAF, Orang tersebut
telah memaafkan kita.
Saat
ini, saya sedang menunggu pintu maaf dari seseorang sahabat atas
kesalahan saya. Sungguh tak enak rasanya menunggu pintu maaf di bukakan
, terasa sebagai suatu ganjalan yang menghimpit setiap saat. Suatu
pelajaran untukku untuk lebih berhati-hati dalam setiap ucapan maupun
tindakan. Dan saya berharap tanpa mengucapkan ” saya memaafkanmu” dari
lubuk hati yang paling dalam aku sudah di maafkan.
Sekali lagi ” maafkan aku, sahabat “
*****
0 komentar:
Posting Komentar