Prolog
Percakapan dua orang laki-laki di telpon :
Laki-laki 1 : “Kutitipkan dia padamu, sobat. Jagalah dia untukku! Andai
setelah malam ini aku tidak kembali, berarti telah terjadi sesuatu
denganku. Selama masih bisa, aku akan berusaha menghubungimu. Pergunakan sesuatu yang kusimpan untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirinya. Kau masih ingat tempatnya, kan?”
Laki-laki 2: “Aku ingat dan sudah kucatat kodenya. Kau harus berjanji, ini untuk yang terakhir kali kau melakukannya. Aku tak akan mau mengenalmu lagi jika kau langgar janjimu. Sobat, aku inginkan yang terbaik untuk kamu dan dia. Berhentilah sebelum segala sesuatunya terlambat. Kasihanilah dia yang nanti harus memikul resiko atas tingkah lakumu”
Laki-laki 1 : “Aku berjanji, ini terakhir kalinya operasiku, jaga dia untukku!”
Laki-laki 2 : “ Baik, akan kulakukan untukmu!”
“Klekkkkk” bunyi telpon ditutup.
*****
Suatu sore di rumah Bayu :
“Bay,
kamu tahu nggak ke mana Irsan pergi? Sudah seminggu dia tidak datang ke
rumah. Kutelpon tidak aktif dan kucari di tempat kosnya tidak ada. Ibu
kos dan teman-temannya bilang sudah seminggu Irsan tidak pulang . Apa
dia pulang kampung ya….? Tapi biasanya jika pulang kampung-pun, ia akan
memberitahukan aku”
“
Entahlah, Mir. Terakhir bertemu dengannya Sabtu Kemarin. Irsan sama
sekali tidak menceritakan rencananya pulang kampung” jawab Bayu dengan
berusaha menutupi gelisahnya.
“Ada
sesuatu yang penting rupanya yang hendak kau sampaikan padanya? Kalau
tak keberatan, bolehkah kutahu,?Aku siap membantu semampuku jika kamu
percaya” lanjutnya lagi.
“ Ah.. nggak Bay, terima kasih atas perhatianmu padaku. Maafkan aku,……. Aku….”
“Aku
mengerti Mir, aku bahagia dengan keadaan seperti ini” sela Bayu sebelum
Mirna menyelesaikan kalimatnya. Sebagai kakak, aku bertanya, apa yang dapat kubantu. Jangan segan mengatakannya padaku” ujar Bayu .
Teringat
olehnya suatu amanat yang sudah disanggupinya malam itu. Irsan
memberinya tanggung jawab untuk menjaga Mirna, kekasihnya. Saat ini
sepertinya Mirna sangat kebingungan mencari Irsan. Rahasia Irsan, hanya ia yang mengetahui. Sobatnya satu ini memang
terlalu berani bertindak. Biarlah dia menjaga rahasia sahabatnya itu,
hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun Irsan tak memintanya menjaga
Mirna, dengan senang hati dia akan melakukannya.
*******
Lima Tahun Kemudian di sebuah taman:
Sorang anak perempuan lucu, berumur lebih kurang 4 tahun berlari-lari lincah mengejar kupu-kupu. Mulut mungilnya tiada henti
tertawa dan berteriak “ mama, papa… bantuin Wulan menangkap kupu-kupu
cantik itu. Buruan pa, nanti kupu-kupunya terbang” celoteh anak mungil
itu.
Sedang
wanita dan laki-laki yang dipanggil mama dan papa oleh si kecil hanya
tersenyum bahagia melihat ulah anak mereka. Rona kebahagiaan jelas
terpancar dari sepasang anak manusia itu. Bergegas mereka menghampiri si
mungil seolah-olah ikut membantunya. Sungguh terlihat seperti keluarga
yang harmonis
Tanpa
mereka sadari ada sepasang mata tajam memperhatikan mereka sejak 30
menit yang lalu dari balik rimbunnya pohon penghias taman. Nampak
seperti dia sedang berusaha menahan gejolak hatinya. Daun yang berada disampingnya diremas sampai hancur. Mukanya nampak beringas, dengan mata yang hampir tak berkedip seolah dia hendak merekam semua yang disaksikannya dalam taman itu.
Sebelum
meninggalkan taman, sang laki-laki misterius mengeluarkan telpon
genggam dari balik saku celana usangnya. Menekannya beberapa kali, dan
kembali memasukkan kembali ke dalam kantong celananya. Ia pergi dengan
wajah menunduk, menendang segala sesuatu yang mengahalangi jalannya.
Pletakkk….. rupanya batu yang ditendang oleh sepatu lusuh itu mengenai
tong sampah yang ada di sudut taman.
***********
Lampu Handphone Blackberry Bayu
berkedip-kedip. Rupanya sebuah pesan masuk untuknya. Bayu membukanya ,
dan dari raut wajahnya nampak tegang dan matanya seolah-olah mencari
sesuatu. Tertera di layar handphonenya susunan kalimat pendek namun
cukup membuatnya kaget ” Temui aku malam ini jam 8, di ujung jalan Kemuning. Irsan..“
Ahhhh….
Dia telah kembali, ke manakah dia selama lima tahun ini tanpa kabar?
Mengapa tadi tidak langsung menemuinya, malah mengirimkan pesan pendek ?
Berbagai macam pertanyaan memenuhi benaknya. Senangkah ia sahabatnya
kembali, atau malah sebaliknya?
Selama
ini ia merasa telah memiliki sebuah keluarga yang penuh dengan
kehangatan, walaupun rumah tangganya tidak normal seperti rumah tangga
pada umumnya. Bayu merasa telah mendapat kebahagiaan dengan kehadiran
Mirna dan Wulan bersamanya. Akankah semua kebahagiaannya berakhir dalam
waktu secepat ini. Rasanya ia tak rela melepaskan semuanya.
**********
Jam delapan di ujung jalan Kemuning,
Seorang
laki-laki bermata tajam telah tiga puluh menit diam di situ. Dia duduk
di sebuah bangku yang agak tertutup oleh pohon angsana. Asap rokok
menggumpal keluar dari mulutnya, sementara hujan masih menyisakan
sisa-sisa air yang menetes dari rimbunnya pohon peneduh itu. Tempat itu
cukup gelap dan sepi .Lima Tahun lebih ia harus menjalani hukuman karena
aksinya menggasak rumah pejabat yang terkenal korupsi tak berhasil dan
tertangkap.
Sementara dari arah sebelah Timur, seorang laki-laki dengan memakai jaket hitam berjalan
mendekati tempat di mana si laki-laki pertama duduk. Walau sedang
menunduk, rupanya kehadiran laki-laki kedua diketahui oleh laki-laki
pertama.
“Apakah dia baik-baik saja sepeninggalanku” kata pertama terucap dari mulut laki-laki pertama.
“Aku menjaganya seperti yang kau amanatkan padaku” jawab laki-laki kedua.
“Kau
bilang menjaganya untukku? Tapi apa yang kau lakukan terhadap sahabatmu
yang telah menganggapmu sebagai saudara?. Kau menghianatinya dengan
mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi hak saudaramu!!!” bentak
laki-laki pertama seraya mengayunkan kepalan tangannya bertubi-tubi di
wajah laki-laki kedua.
Sama
sekali tiada perlawanan yang dilakukan oleh laki-laki kedua. Mungkin
juga tak sempat membalas. Tak perlu waktu yang lama, laki-laki kedua
langsung jatuh terkapar. Sebelum ingatannya hilang, sempat ia keluarkan
sebuah amplop dari saku jaketnya dan berusaha memberikannya kepada
laki-laki pertama.
*******
Di sebuah rumah sakit ,
Perawat
yag biasanya bertugas di kamar 307 nampak panik ketika tidak menemukan
pasiennya yang tercatat bernama Bayu Lesmana. Pasien yang dua hari lalu
masuk karena korban perkelahian. Dua hari ini biasanya dia ditunggui
oleh saudara laki-lakinya berserta istri dan anaknya. Entah ke mana
perginya si pasien taka da yang tahu. Terakhir kondisi Bayu masih belum
sadarkan diri.
Irsan
dan Mirna menerima telpon dari rumah sakit yang mengabari mereka
tentang hilangnya Bayu nampak panik. Terutama Irsan, karena dialah
penyebab semua tragedi ini. Masih ingat dalam benak Irsan isi surat Bayu
padanya sebelum pingsan. Terlalu berburuk sangka ia terhadap sahabatnya
sendiri. Entah dengan cara apa dia dapat menebus dosa yang dilakukannya
terhadap Bayu.
“ Irsan,
sahabatku. Aku telah menjalan amanat yang kau berikan padaku sesuai
janjiku. Sekarang tibalah saatnya aku mengembalikan semua yang menjadi
hakmu. Anak yang lucu itu’Wulan’ adalah anak kalian. Waktu kau
menghilang, Mirna ternyata sedang mengandung anakmu. Demi menjaga nama
baik Mirna dan keluarga, aku mengambil alih tanggung jawabmu untuk
menikahinya. Sekarang kukembalikan Mirna dan Wulan padamu, semoga kalian
menjadi keluarga yang bahagia. Tak sedikitpun aku mengambil hakmu dari
Mirna, dia utuh seperti pada saat engkau tinggalkan. Aku
akan turut bahagia menyaksikan kalian telah berkumpul kembali, dan tiba
saatnya aku mencari jalan hidupku sendiri. Selamat tinggal sahabatku,
kali ini aku yang memberikan amanat padamu, jaga Mirna dan Wulan
untukku!
Salam terkasih
Bayu Lesmana”
********
Manusia
seperti Bayu, dengan tulus hati menjaga amanat sahabatnya. Berusaha
tidak mengambil hak orang lain walaupun ia mempunyai kesempatan. Berapa
jumlahnya sosok seperti Bayu di
bumi ini? Menjunjung tinggi sebuah kepercayaan yang diberikan oleh orang
tua kita saja terkadang kita tak mampu, apalagi hanya seorang
‘sahabat’. Bayu pergi untuk memberikan kebahagiaan bagi sahabat dan
wanita yang dicintainnya. Sementara di sisi lain, hatinya berperang mempertahankan cinta yang terpendam dalam hatinya, “sebuah Cinta Tanpa Kata”
Tangerang, 26 Pebruari 2013
Desa Rangkat adalah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan
minat dalam dunia tulis menulis fiksi. Jika berkenan silahkan
berkunjung, berkenalan, dan bermain peran dan fiksi bersama kami di Desa Rangkat
0 komentar:
Posting Komentar