Selasa, 02 Juli 2013

Keselarasan Dalam bekerja

13130235862049188920

Sebagai manusia wajar kalau kita mempunyai harapan atau impian. Malah menurut pepatah kita harus bermimpi setinggi-tingginya dan dengan bermimpi kita termotivasi untuk mewujudkan impian kita. Untuk mencapai mimpi/harapan kita tersebut, kita akan berjuang semampu kita. Jika impian kita terwujud, maka akan bahagialah kita dengan hasil jerih payah yang telah kita lakukan.

Sebaliknya, jika kita sudah mati-matian berusaha dan berjuang sekuat tenaga akan tetapi belum juga kita berhasil mewujudkan impian kita tentu sedikit banyak akan membuat kita bertanya-tanya, apa lagi yang kurang saya lakukan, sehingga begitu sulit untuk mendapatkan apa yang kita inginkan ?
Rasa tidak percaya diri, menyalahkan keadaan dan nasib baik yang belum berpihak pada kita akhirnya menjadi sasaran.

Pernahkah anda merasakan jika usaha yang anda lakukan tidak sesuai dengan harapan anda? Contohnya sebagai seorang karyawan, dedikasi anda terhadap perusahaan sangat tinggi. Anda memberikan yang terbaik yang anda punya serta berusaha dengan totalitas prima, akan tetapi imbalan yang anda dapat menurut anda tidak sesuai dengan harapan anda. Rasanya manusiawi, jika anda merasa kecewa.

Sebagai konpensasi dari rasa kecewa, akan timbul pemikiran-pemikiran negatif dan tentunya berdampak negatif pula. Dimana semangat juang untuk meraih impian akan mengendur, perasaan tidak adil yang terus di simpan dalam hati atau mungkin membuat kita menjadi lebih malas untuk menjalankan kewajiban kita. Dalam pikiran kita , toh akan percuma! Buat apa loyalitas kita berikan jika tidak ada penghargaan atas apa yang kita lakukan ?

Itu pemikiran dari sudut kita sebagai karyawan. Tentu pandangan Bos kita berbeda dengan kita, sehingga terjadi perbedaan persepsi antara kita dengan Bos.
Dari sudut pandangan Bos kita, mungkin sudah cukup imbalan yang di berikan perusahaan terhadap yang telah kita lakukan.Mereka menilai sudah menjadi kewajiban karyawan memberikan yang terbaik, bekerja dengan totalitas tinggi dan memberikan apa yang terbaik buat perusahaan. Seyogianya antara pemilik perusahaan dan karyawan harus sama-sama menyatukan persepsi, untuk mencapai tujuan terbaik sehingga kepuasan akan di dapatkan oleh semua pihak.

Pengertian kepuasan dalam bekerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap karyawan terhadap pekerjaannya, sikap positif bila puas atau sikap negatif bila tidak puas.
Ketidakpuasan karyawan dapat dinyatakan dalam berbagai cara. Misalnya, berhenti bekerja, karyawan mengeluh, tidak patuh, atau mengelakkan sebagian dari tanggung jawab kerjanya. Sementara kepuasan kerja merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap karyawan di tempat kerjanya. Adanya karyawan yang puas membuat moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Untuk itu sudah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja para karyawannya.

Jadi kesimpulannya adalah kepuasan dan moral sangat saling berhubungan, karena ketika diri setiap individu tidak merasa puas terhadap hasil kinerjanya di perusahaan, maka akan berdampak pada moral setiap individu tersebut. Baik dan buruknya Moral setiap individu bergantung pada kepuasan yang diperoleh

Karyawan adalah orang yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuan. Karyawan adalah asset perusahaan yang harus dijaga dan dirawat agar tetap dapat menghasilkan keuntungan secara optimal terhadap perusahaan. Dapat diibaratkan seperti mesin pabrik, jika tidak dirawat (services, ganti oli, ganti spare part) jelas sudah tidak dapat menghasilkan produk secara optimal.

Masing-masing pihak harus sejalan dan saling bekerja sama. Jangan sampai salah satu pihak melangkahi jalur/kepentingan pihak lain . Perusahaan dan karyawan harus berjalan sejajar untuk mencapai tujuan tanpa bersilangan. Kapan bersilangan, saat itulah terjadi korsleting, saat itu pula akan terjadi bentrok.

Dalam komponen sebuah perusahaan terdiri dari orang-orang pemegang saham, dan karyawan yang merupakan manusia biasa. Ada kalanya ego masing-masing pihak meningkat yang mengakibatkan kepentingan pihak lain terganggu.

Karyawan yang baik, memiliki hal-hal berikut ini :
1.Dapat menghargai dan mengatur waktu,memiliki disiplin yang tinggi,bisa memanfaatkan jam kerja secara efektif,memiliki perencanaan dalam bekerja,mempunyai target dalam bekerja,tidak selalu menunggu perintah dalam bekerja,memaksimalkan potensi diri,selalu semangat,tidak mudah putus asa,berani mengambil resiko dan memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaan serta memiliki prinsip dan pendirian yang kuat.

2.Menunjukan hubungan personal yang simpatik seperti, bertuturkata halus dan sopan,menghargai atasan dan teman,suka menolong,bisa menempatkan diri,selalu ceria,tidak segan meminta maaf bila melakukan kesalahan,mudah memaafkan kesalahan orang lain,supel,mudah diajak bekerja sama,mengakui kelebihan orang lain,memiliki ide-ide kreatif,loyalitas terhadap atasan,tidak suka membuat konflik.

3.Mampu menyikapi perubahan secara positif seperti,selalu meyadari bahwa perubahan akan terus terjadi,setiap perubahan pasti ada sisi positif dan negatifnya,menyikapi perubahan peraturan secara positif,menyadari bahwa setiap perubahan terkadang tidak memuaskan semua pihak,dan menyadari bahwa apa yang terjadi saat ini adalah yang terbaik,selalu siap mengantisipasi perubahan,dapat memngambil manfaat dari setiap perubahan yang terjadi.

4. Mampu mengendalikan amarah,dapat mengontrol pembicaraan,selalu tersenyum pada orang lain,mampu meredam rasa iri, mampu menahan godaan materi,mampu mengendalikan rasa malas,bisa berpikir dengan kepala dingin,selalu berpikir sebelum bertindak,sadar posisi dan peran,sadar akan kelemahan diri sendiri,bisa memahami orang lain.

5.Mampu meringankan tugas atasan seperti,membantu atasan sebisanya,dapat memberikan solusi kepada atasan,tidak pernah menolak perintah atasan selama itu tidak melanggar hukum,tahu tugas dan tanggung jawab yang diemban atasannya.

6.Mempunyai sifat jujur,menghindari prilaku yang tidak pantas,mau membagi ilmunya dengan orang lain,tidak menyimpan dendam dengan orang lain,tidak menyakiti orang lain,tidak menunda pekerjaan,tidak sombong.

7.Selalu berpikir apakah yang dilakukan itu salah atau benar,selalu menggunakan hati nurani dalam menyikapi masalah,tidak mau menerima yang bukan haknya,berusaha menyeimbangkan antara hak dan kewajiban,tidak membela yang salah,menghadapi setiap konflik dengan kepala dingin.

8.Mempunyai prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,cepat menangkap perkembangan yang terjadi dan suka belajar,tidak takut gagal dan berani mengambil resiko,mau belajar dari orang lain.

9.Berjiwa besar dan berlapang dada seperti,menghargai keberadaan orang lain,mengakui kelebihan orang lain,tidak suka mencela orang lain,tidak mudah kecewa,selalu berpikir positif.

Dari beberapa contoh sikap positif diatas dapat kita terapkan dalam kehidupa sehari-hari. Menjadi bawahan yang disenangi atasan memang tidak mudah dan tidak banyak yang bisa menjalaninya secara sempurna,tetapi paling tidak kita tahu bagaimana sikap dan prilaku yang baik yang diharapkan oleh atasan. Dengan demikian semoga harapan/impian kita akan sesuai dengan kenyataan.
Semoga bermanfaat.

* Illustrasi : Google

0 komentar:

Posting Komentar