Selasa, 02 Juli 2013

Pamit

1330438055946939218

Aku pamit, teman-teman! Waktuku sudah habis bersama kalian di sini. Aku datang ke kampung ini mencari seseorang yang kucintai, tapi yang kutemui malah cinta yang lain. Keadaan ini membuatku serba salah, karena tujuan utamaku melenceng jauh, malah menciptakan masalah baru. Aku akan pergi melanjutkan perjalananku mencari cinta sejatiku, walau aku tak tahu dimana ia berada sekarang, kalaupun seumur hidup aku tak menemukannya aku akan pasrah, kuanggap ini adalah takdir yang di gariskan Tuhan yang harus kujalani.

Maafkan aku…. teman-teman, jika selama berada di kampung ini telah menyakiti kalian, baik disengaja maupun tidak. Sesungguhnya….. aku tidaklah bermaksud demikian, aku tulus menjalin persahabatan dengan kalian. Bersama kalian…… aku merasa mendapat kehangatan baru seperti layaknya saudara sendiri, aku sebatang kara di sini dan kalian telah menempatkan aku seperti saudara sendiri.

Banyak yang telah kalian ajarkan kepadaku, sesuatu yang berguna dalam kehidupanku. Terima kasih untuk semuanya. Aku puas dengan apa kudapatkan dan aku akan selalu mengingat jasa kalian kepadaku. Jika suatu saat aku melewati perkampungan ini, aku janjikan aku akan mampir. Andai aku tidak menemukan kedamaian di perkampungan yang akan kusinggahi nantinya, aku akan ingat dengan perkampungan ini…. yang telah menampungku kala ku tak tahu dimana tempat untuk kulabuhkan resah dan gelisahku.

Kepadamu teman-teman, lanjutkan perjuangan kalian untuk mencapai apa yang kalian cita-citakan. Suatu saat jika aku punya kesempatan, aku ingin menyaksikan kalian lebih baik dari sebelum aku tinggalkan. Aku akan meneruskan perjalananku…dan doakan agar aku mendapat kemudahan dalam mencari apa yang kuinginkan. Bantulah aku dalam setiap doa kalian, agar aku kuat menghadapi semua rintangan yang membentang dihadapanku. Agar akupun akan lebih baik seperti kalian.
 
Tiada terbilang rasa sedih yang kurasakan saat kuputuskan untuk pergi meninggalkan kalian, meninggalkan perkampungan tempatku bernaung beberapa saat, kala kutak tahu hendak singgah kemana. Aku telah menimbangnya dengan seksama, pula telah kupertimbangkan dengan matang akan keputusanku ini. Berharap jalan ke depan akan membawa perubahan berarti dalam hidupku, dimana kedamaian yang hakiki dapat kuraih.

Apalah daya aku ini, aku hanya manusia yang mempunyai keterbatasan dalam banyak hal. Manusia yang berusaha memperbaiki hidupnya dan mengejar angan-angan yang entah akan terwujud atau tidak. Apapun yang terjadi nantinya semoga aku siap mengadapinya. Baik buruknya lakonku sebelumnya semoga menjadi pembelajaran bagiku agar tak salah mengambil langkah ke depannya. 

Maafkan aku,…… teman-teman……aku pamit.

*****

0 komentar:

Posting Komentar