Selasa, 02 Juli 2013

Maaf



MAAF ” menurut kamus bahasa Indonesia adalah ampun, sikap penyesalan.
Kata MAAF, adalah kata SAKTI. Yang dapat meluruhkan hati orang yang telah di sakiti atau di rugikan. Akan tetapi jika kata MAAF di pergunakan hanya sebagai kata kata klise tanpa berdasarkan penyesalan seperti konteks arti yang sebenarnya,…atau karena ada hal lain yg menjadi dasar pernyataan tersebut,…atau karena paksaan dari orang ketiga sehingga ucapan ini di lontarkan. Apakah kata MAAF yg seperti ini jika di ucapkan seseorang terhadap kita, pantas kita berikan MAAF? Apakah kita harus ikut-ikutan mengatakan ” ya, aku maafkan” padahal dalam lubuk hati yg paling dalam kita belum ( bukan tidak) dapat menyembuhkan rasa sakit yang di torehkan di hati kita? Kalau harus demikian, bukankah kita akan sama MUNAFIKnya ? Atau kita perlu terus terang mengatakan ” saya belum dapat memaafkan kamu, karena hatiku yang luka belum sembuh?” Akan tetapi kita sebagai orang timur merasa enggan berterus terang dan lebih memilih membohongi hati sendiri.

Memang semua agama mengajarkan kita untuk saling memaafkan, akan tetapi tentu saja “MAAF” dalam arti yang sebenarnya. Jadi lebih baik kita berhati hati jika kita telah menyakiti seseorang, apalagi orang banyak. Karena MAAF yang di berikan kepada kita ada kemungkinan bukan keluar dari hatinya, melainkan karena demi adat ketimuran kita.

Sesungguhnya akan lebih bernilai jika Permintaan MAAF di ungkapkan dengan perubahan sikap yg menunjukan adanya penyesalan. Dengan sendirinya orang yang kita sakiti akan mengerti, dan tanpa mengucapkan kata MAAF, Orang tersebut telah memaafkan kita.

Saat ini, saya sedang menunggu pintu maaf dari seseorang  sahabat atas kesalahan saya. Sungguh tak enak rasanya menunggu pintu maaf  di bukakan , terasa sebagai suatu ganjalan yang menghimpit setiap saat. Suatu pelajaran untukku untuk lebih berhati-hati dalam setiap ucapan maupun tindakan. Dan saya berharap tanpa mengucapkan ” saya memaafkanmu” dari lubuk hati yang paling dalam aku sudah di maafkan.
Sekali lagi ” maafkan aku, sahabat “

*****

0 komentar:

Posting Komentar