Sebagai
manusia wajar kalau kita mempunyai harapan atau impian. Malah menurut
pepatah kita harus bermimpi setinggi-tingginya dan dengan bermimpi kita
termotivasi untuk mewujudkan impian kita. Untuk mencapai mimpi/harapan
kita tersebut, kita akan berjuang semampu kita. Jika impian kita
terwujud, maka akan bahagialah kita dengan hasil jerih payah yang telah
kita lakukan.
Sebaliknya,
jika kita sudah mati-matian berusaha dan berjuang sekuat tenaga akan
tetapi belum juga kita berhasil mewujudkan impian kita tentu sedikit
banyak akan membuat kita bertanya-tanya, apa lagi yang kurang saya
lakukan, sehingga begitu sulit untuk mendapatkan apa yang kita inginkan ?
Rasa tidak percaya diri, menyalahkan keadaan dan nasib baik yang belum berpihak pada kita akhirnya menjadi sasaran.
Pernahkah
anda merasakan jika usaha yang anda lakukan tidak sesuai dengan harapan
anda? Contohnya sebagai seorang karyawan, dedikasi anda terhadap
perusahaan sangat tinggi. Anda memberikan yang terbaik yang anda punya
serta berusaha dengan totalitas prima, akan tetapi imbalan yang anda
dapat menurut anda tidak sesuai dengan harapan anda. Rasanya manusiawi,
jika anda merasa kecewa.
Sebagai
konpensasi dari rasa kecewa, akan timbul pemikiran-pemikiran negatif
dan tentunya berdampak negatif pula. Dimana semangat juang untuk meraih
impian akan mengendur, perasaan tidak adil yang terus di simpan dalam
hati atau mungkin membuat kita menjadi lebih malas untuk menjalankan
kewajiban kita. Dalam pikiran kita , toh akan percuma! Buat apa
loyalitas kita berikan jika tidak ada penghargaan atas apa yang kita
lakukan ?
Itu
pemikiran dari sudut kita sebagai karyawan. Tentu pandangan Bos kita
berbeda dengan kita, sehingga terjadi perbedaan persepsi antara kita
dengan Bos.
Dari sudut pandangan Bos kita, mungkin
sudah cukup imbalan yang di berikan perusahaan terhadap yang telah kita
lakukan.Mereka menilai sudah menjadi kewajiban karyawan memberikan yang
terbaik, bekerja dengan totalitas tinggi dan memberikan apa yang
terbaik buat perusahaan. Seyogianya antara pemilik perusahaan dan
karyawan harus sama-sama menyatukan persepsi, untuk mencapai tujuan
terbaik sehingga kepuasan akan di dapatkan oleh semua pihak.
Pengertian
kepuasan dalam bekerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan
maupun tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaannya.
Hal ini nampak pada sikap karyawan terhadap pekerjaannya, sikap positif
bila puas atau sikap negatif bila tidak puas.
Ketidakpuasan
karyawan dapat dinyatakan dalam berbagai cara. Misalnya, berhenti
bekerja, karyawan mengeluh, tidak patuh, atau mengelakkan sebagian dari
tanggung jawab kerjanya. Sementara kepuasan kerja merupakan salah satu
tujuan yang ingin dicapai oleh setiap karyawan di tempat kerjanya.
Adanya karyawan yang puas membuat moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan
kedisiplinan karyawan meningkat. Untuk itu sudah menjadi keharusan bagi
perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja para karyawannya.
Jadi
kesimpulannya adalah kepuasan dan moral sangat saling berhubungan,
karena ketika diri setiap individu tidak merasa puas terhadap hasil
kinerjanya di perusahaan, maka akan berdampak pada moral setiap individu
tersebut. Baik dan buruknya Moral setiap individu bergantung pada
kepuasan yang diperoleh
Karyawan
adalah orang yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuan. Karyawan
adalah asset perusahaan yang harus dijaga dan dirawat agar tetap dapat
menghasilkan keuntungan secara optimal terhadap perusahaan. Dapat
diibaratkan seperti mesin pabrik, jika tidak dirawat (services, ganti
oli, ganti spare part) jelas sudah tidak dapat menghasilkan produk
secara optimal.
Masing-masing
pihak harus sejalan dan saling bekerja sama. Jangan sampai salah satu
pihak melangkahi jalur/kepentingan pihak lain . Perusahaan dan karyawan
harus berjalan sejajar untuk mencapai tujuan tanpa bersilangan. Kapan
bersilangan, saat itulah terjadi korsleting, saat itu pula akan terjadi
bentrok.
Dalam
komponen sebuah perusahaan terdiri dari orang-orang pemegang saham, dan
karyawan yang merupakan manusia biasa. Ada kalanya ego masing-masing
pihak meningkat yang mengakibatkan kepentingan pihak lain terganggu.
Karyawan yang baik, memiliki hal-hal berikut ini :
1.Dapat menghargai dan mengatur waktu,memiliki disiplin yang
tinggi,bisa memanfaatkan jam kerja secara efektif,memiliki perencanaan
dalam bekerja,mempunyai target dalam bekerja,tidak selalu menunggu
perintah dalam bekerja,memaksimalkan potensi diri,selalu semangat,tidak
mudah putus asa,berani mengambil resiko dan memiliki tanggung jawab yang
tinggi terhadap pekerjaan serta memiliki prinsip dan pendirian yang
kuat.
2.Menunjukan hubungan personal yang simpatik
seperti, bertuturkata halus dan sopan,menghargai atasan dan teman,suka
menolong,bisa menempatkan diri,selalu ceria,tidak segan meminta maaf
bila melakukan kesalahan,mudah memaafkan kesalahan orang
lain,supel,mudah diajak bekerja sama,mengakui kelebihan orang
lain,memiliki ide-ide kreatif,loyalitas terhadap atasan,tidak suka
membuat konflik.
3.Mampu menyikapi perubahan
secara positif seperti,selalu meyadari bahwa perubahan akan terus
terjadi,setiap perubahan pasti ada sisi positif dan negatifnya,menyikapi
perubahan peraturan secara positif,menyadari bahwa setiap perubahan
terkadang tidak memuaskan semua pihak,dan menyadari bahwa apa yang
terjadi saat ini adalah yang terbaik,selalu siap mengantisipasi
perubahan,dapat memngambil manfaat dari setiap perubahan yang terjadi.
4.
Mampu mengendalikan amarah,dapat mengontrol pembicaraan,selalu
tersenyum pada orang lain,mampu meredam rasa iri, mampu menahan godaan
materi,mampu mengendalikan rasa malas,bisa berpikir dengan kepala
dingin,selalu berpikir sebelum bertindak,sadar posisi dan peran,sadar
akan kelemahan diri sendiri,bisa memahami orang lain.
5.Mampu
meringankan tugas atasan seperti,membantu atasan sebisanya,dapat
memberikan solusi kepada atasan,tidak pernah menolak perintah atasan
selama itu tidak melanggar hukum,tahu tugas dan tanggung jawab yang
diemban atasannya.
6.Mempunyai sifat
jujur,menghindari prilaku yang tidak pantas,mau membagi ilmunya dengan
orang lain,tidak menyimpan dendam dengan orang lain,tidak menyakiti
orang lain,tidak menunda pekerjaan,tidak sombong.
7.Selalu
berpikir apakah yang dilakukan itu salah atau benar,selalu menggunakan
hati nurani dalam menyikapi masalah,tidak mau menerima yang bukan
haknya,berusaha menyeimbangkan antara hak dan kewajiban,tidak membela
yang salah,menghadapi setiap konflik dengan kepala dingin.
8.Mempunyai
prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini,cepat menangkap perkembangan yang terjadi dan
suka belajar,tidak takut gagal dan berani mengambil resiko,mau belajar
dari orang lain.
9.Berjiwa besar dan berlapang
dada seperti,menghargai keberadaan orang lain,mengakui kelebihan orang
lain,tidak suka mencela orang lain,tidak mudah kecewa,selalu berpikir
positif.
Dari
beberapa contoh sikap positif diatas dapat kita terapkan dalam kehidupa
sehari-hari. Menjadi bawahan yang disenangi atasan memang tidak mudah
dan tidak banyak yang bisa menjalaninya secara sempurna,tetapi paling
tidak kita tahu bagaimana sikap dan prilaku yang baik yang diharapkan
oleh atasan. Dengan demikian semoga harapan/impian kita akan sesuai
dengan kenyataan.
Semoga bermanfaat.
* Illustrasi : Google